Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Salam Damai untuk Para Ibu

Haloo, selamat sore buibu yang cantik luar biasa di luar sana. . Gimana nih persiapan weekendnya ?? Heheeh sudah banyak planning pastinya sama keluarga. . Anyway, tulisan saya yg ini itu terlandasi krna belakangan ini muncul fenomena seorang Ibu yg melahirkan anaknya secara normal dan dengan bangga nya mengecilkan para ibu ibu yang melahirkan secara caesar. Ditambah lagi, entah itu sosok pemuka agama dari bagian bumi yg mana, bilang kalo wanita yg melahirkan secara Caesar itu di dalamnya diganggu oleh jin atau setan. . What the. .   ??!!!😖😫 Subhanallah, ini mungkin yg namanya bentuk nyata dari ajaran yg sesat ya buibu. Dan apa yg merebak serta viral saat ini pun sebetulnya sudah terjadi di lingkungan sosial kita sejak lama sehingga beberapa Ibu yg mungkin kurang hiburan dan piknik jadi tersugesti dan semakin membentuk barikade untuk menyerang ibu yang lainnya. . Ya Ampunn, kok yaa semacam kurang kerjaan tohh??! Menurut saya sebaiknya jangan lah mengklaim diri sendiri sebagai

B I R U

Sada memeluk Jani dengan erat. Tubuh Jani bergetar, tangisnya tumpah tak tertahan. Nafasnya sesak, terdengar kata-kata yang keluar dari mulutnya terbata-bata. Dalam hati Sada, semua permohonan maaf sudah dia berikan untuk Jani, namun logikanya tetap menolak dengan keras. Pengakuan Jani mengenai Biru seolah meruntuhkan tembok pertahanan hidupnya. Bagaimana bisa selama ini wanita yang dijaganya selama 5 tahun mampu berpaling sebegitu hebatnya, bermain hati, emosi, dan dengan sadar memberikan perasaan untuk laki-laki lain? Bagaimana bisa selama ini kepercayaan yang diberikannya ternodai begitu saja hanya melalui pertemuan yang amat singkat ? Bagaimana bisa 5 tahun ini seolah tak berarti apa apa untuk Jani ??? Banyak tanya yang melintasi pikirannya, ingin rasanya Sada membalas kekecewaannya kepada Jani, namun ia tak bisa. Baginya Jani bukan hanya kekasih (seperti status yang orang lain tau selama ini), tapi lebih dari itu. Jani sudah terlalu dalam memasuki hidupnya. “ Jan, buat ny

Sarjana Psikologi / Psikolog itu Bukan Dukun

KAMI BUKAN DUKUN !!! Tulisan ini saya buat, selain sebagai unek-unek dari hati saya yang paling dalaamm dan juga karena banyak sekali asumsi yang keliru dari lingkungan mengenai skill dari Psikolog atau Sarjana Psikologi, seperti : “ Eh din, coba deh tolong cenayang foto orang ini. Orangnya tuh kayak gimana sih ? dia suka bohong gak ya sama gue ???” Atau " Duh, gw takut ah ngbrol sama sarjana psikologi. Ntar gw dibaca lagi ” Aduuhh.. helloww . . Saya tuh Sarjana Psikolog, bukan Dukun atau Peramal sodara sodara . . . Tolong lah yaa, jangan terlalu kreatif. Emangnya saya itu  Mama Dinda (gantinya alm Mama Laurent) atau Nyi Dinda Bodo (adeknya Ki Joko Bodo). .?? Hikss. . Hal-hal yang kayak gitu, kadang buat saya gemes bin males, Apalagi kalo yang minta tolong Cuma mau kepo atau ngecek aja analisa saya sesuai sama yg sebenarnya atau nggak. Well, begini ya guys . . yang saya lakukan selama ini itu bisa saya jelaskan dari segi ilmu pengetahuan yang empiris dan dengan res