Langsung ke konten utama

Postingan

Ruang Rindu

Ada rasa  yang bergetar hebat kala kudengar seseorang menyebut namamu Apa benar ini yang pernah kupasrahkan ? Apa rasa penuh kecambuk ini yang selalu kubanggakan?  Anganku pun melayang menuju beberapa memori yang telah terbunuh oleh waktu  Saat dengan mesranya kedua bola mata kita saling bertemu Lisan menari indah saling membalas pujian Dan hati yang perlahan mulai disemai kebahagiaan  Tak ada satupun di antara mereka yang habis terkikis dalam ingatanku Pun tidak ada pula yang hancur lebur bagai serpihan abu..  Waktu memang telah menunjukkan keperkasaannya padaku  Semenjak ia merenggut ramahnya kepribadianmu dari dekapanku   Namun jemariku akan tetap menggoreskan namamu  Di atas lembaran putih yang aku warnai dengan rindu  . .  Hai kamu Si Pengisi Ruang Hatiku, apa kabarmu?? 
Postingan terbaru

Sharing Toilet Training Aluna

“ Setiap anak mampu mempelajari hal yang baru, namun mungkin caranya saja yang berbeda ” Ya, hal itulah yang saya yakini selama ini dan menjadi modal dasar saya dalam menerapkan pola asuh pada Aluna. Setiap anak, hadir dalam alam semesta dengan membawa “keunikan” masing-masing, mengenalkan kita karakter mereka yang berbeda, dan tentunya treatment yang berbeda pula. Tugas saya dan suami sebagai orang tua, yang juga masih kami pelajari hingga saat ini adalah bagaimana kami mampu memfasilitasi dan mendidik Aluna sesuai dengan karakter yang dibawanya sejak lahir. Dalam ruang kali ini, saya ingin mencoba berbagi pengalaman mengenai Toilet Training yang sudah berhasil dilewati Aluna di usianya yang menginjak 2 tahun 5 bulan. Prinsipnya sama dengan pembahasan di awal, penerapan Toilet Training juga menurut saya tidak bisa dipukul rata sama pada semua anak. Artinya, jika ada anak yang sudah berhasil menerapkan Toilet Training di usianya yang masih 1 tahun 10 bulan, sementara an

Mom dalam Masa Menyapih si Kecil

Haii Moms, cuung siapa di sini yang sekarang sedang gundah gulana karena sedang menghitung waktu untuk menyapih si kecil?? Beberapa perasaan yang campur aduk Antara excited karena berarti si kecil semakin bertumbuh dan mulai berganti gelar menjadi “not so baby anymore”, galau karena khawatir pada masa peralihan nanti si kecil jadi rewel dan susah tidur, atau bahkan perasaan emosional berupa sedih karena takut nanti si kecil akan berkurang attachment nya karena sudah “tidak ketergantungan” lagi dengan kita, itu memang lumrah terjadi dan sangat manusiawi kok Mom. Namun, perasaan-perasaan tersebut harus bisa dikontrol sedemikian rupa supaya proses menyapih menjadi sukses dan berakhir bahagia. Hal pertama yang perlu Mom sadari, kita sebagai seorang Ibu adalah pemeran utama dalam proses menyapih ini. Artinya, jika memang Mom merasa sudah waktunya untuk menyapih si kecil, Mom sudah harus mempersiapkan mental dengan sangat baik. Tahukah Mom, jika apa yang dirasakan oleh seorang Ibu itu sa

Salam Damai untuk Para Ibu

Haloo, selamat sore buibu yang cantik luar biasa di luar sana. . Gimana nih persiapan weekendnya ?? Heheeh sudah banyak planning pastinya sama keluarga. . Anyway, tulisan saya yg ini itu terlandasi krna belakangan ini muncul fenomena seorang Ibu yg melahirkan anaknya secara normal dan dengan bangga nya mengecilkan para ibu ibu yang melahirkan secara caesar. Ditambah lagi, entah itu sosok pemuka agama dari bagian bumi yg mana, bilang kalo wanita yg melahirkan secara Caesar itu di dalamnya diganggu oleh jin atau setan. . What the. .   ??!!!😖😫 Subhanallah, ini mungkin yg namanya bentuk nyata dari ajaran yg sesat ya buibu. Dan apa yg merebak serta viral saat ini pun sebetulnya sudah terjadi di lingkungan sosial kita sejak lama sehingga beberapa Ibu yg mungkin kurang hiburan dan piknik jadi tersugesti dan semakin membentuk barikade untuk menyerang ibu yang lainnya. . Ya Ampunn, kok yaa semacam kurang kerjaan tohh??! Menurut saya sebaiknya jangan lah mengklaim diri sendiri sebagai

B I R U

Sada memeluk Jani dengan erat. Tubuh Jani bergetar, tangisnya tumpah tak tertahan. Nafasnya sesak, terdengar kata-kata yang keluar dari mulutnya terbata-bata. Dalam hati Sada, semua permohonan maaf sudah dia berikan untuk Jani, namun logikanya tetap menolak dengan keras. Pengakuan Jani mengenai Biru seolah meruntuhkan tembok pertahanan hidupnya. Bagaimana bisa selama ini wanita yang dijaganya selama 5 tahun mampu berpaling sebegitu hebatnya, bermain hati, emosi, dan dengan sadar memberikan perasaan untuk laki-laki lain? Bagaimana bisa selama ini kepercayaan yang diberikannya ternodai begitu saja hanya melalui pertemuan yang amat singkat ? Bagaimana bisa 5 tahun ini seolah tak berarti apa apa untuk Jani ??? Banyak tanya yang melintasi pikirannya, ingin rasanya Sada membalas kekecewaannya kepada Jani, namun ia tak bisa. Baginya Jani bukan hanya kekasih (seperti status yang orang lain tau selama ini), tapi lebih dari itu. Jani sudah terlalu dalam memasuki hidupnya. “ Jan, buat ny

Sarjana Psikologi / Psikolog itu Bukan Dukun

KAMI BUKAN DUKUN !!! Tulisan ini saya buat, selain sebagai unek-unek dari hati saya yang paling dalaamm dan juga karena banyak sekali asumsi yang keliru dari lingkungan mengenai skill dari Psikolog atau Sarjana Psikologi, seperti : “ Eh din, coba deh tolong cenayang foto orang ini. Orangnya tuh kayak gimana sih ? dia suka bohong gak ya sama gue ???” Atau " Duh, gw takut ah ngbrol sama sarjana psikologi. Ntar gw dibaca lagi ” Aduuhh.. helloww . . Saya tuh Sarjana Psikolog, bukan Dukun atau Peramal sodara sodara . . . Tolong lah yaa, jangan terlalu kreatif. Emangnya saya itu  Mama Dinda (gantinya alm Mama Laurent) atau Nyi Dinda Bodo (adeknya Ki Joko Bodo). .?? Hikss. . Hal-hal yang kayak gitu, kadang buat saya gemes bin males, Apalagi kalo yang minta tolong Cuma mau kepo atau ngecek aja analisa saya sesuai sama yg sebenarnya atau nggak. Well, begini ya guys . . yang saya lakukan selama ini itu bisa saya jelaskan dari segi ilmu pengetahuan yang empiris dan dengan res

Budaya Organisasi

Perusahaan Jepang, baik yang ada di Indonesia ataupun luar negeri terkenal sangat unggul dan termasuk cepat dalam mencapai tangga kesuksesan, karena menggunakan pendekatan adaptasi budaya dalam penjualan produknya. Keunggulan kompetitif produk Jepang adalah budaya organisasi yang akan menjadi “key-drivers. Budaya organisasi adalah “soft side,” sedangkan bagian “hard side” meliputi struktural, sistem produksi, teknologi, dan desain. 1. Pengertian Budaya Organisasi Schein (dalam Munandar, 2001) menjelaskan bahwa budaya organisasi terdiri dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari, baik sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya, maupun sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dari dalam organisasi. Schein (dalam Munandar, 2001) juga menjelaskan bahwa budaya organisasi terdiri dari 3 tingkat. Pertama , adalah perilaku dan artifact, terdiri dari perilaku yang dapat diamati. Kedua adalah nilai-nilai, terdiri dari pola-pola perilaku yang